Rabu, 12 Januari 2011

Satu Lagi Pengusaha Batik Mendapat Penghargaan Upakarti Presiden RI

Bengkulu Ekspress

Batik Arjuna Weda dan Adikusuma Raih Upakarti 2010
Selasa, 28 Desember 2010 09:49:05Kirim-kirimPrint version

Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan penghargaan Upakarti kepada PT Weida Sejahtera, produsen batik merk Arjuna Weda dan Adikusuma. Penghargaan ini sebagai apresiasi Pemerintah Indonesia kepada PT Weida Sejahtera dalam mengembangkan usaha skala kecil dan menengah yang sehat dan modern.

Upakarti yang diterima PT Weida Sejahtera sendiri dalam kategori Industri Kecil Menengah (IKM) Modern. Penghargaan Upakarti 2010 diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Senin 20 Desember 2010 kepada Sidah Moh Alaydrus—biasa dipanggil dengan Ibu Ida Alaydrus, Presiden Director PT Wieda Sejahtera.

“Kami merasa bangga karena pemerintah memberikan apresiasi pada usaha dan kerja keras kami dalam mengembangkan usaha berbasis seni tradisional namun dikelola dengan manajemen modern,” ujar Ibu Ida.

Menurut Ibu Ida Alaydrus, selama ini perusahaannya konsisten menampilkan produk-produk pakaian batik dengan standar dan kualitas terjaga. Meski demikian untuk memenuhi kebutuhan batik dari segala kalangan PT Weida Sejahtera menawarkan produk dengan harga terjangkau.

”Kami konsisten menjaga mutu produk, mulai dari bahan, corak sampai pengerjaan akhir. Namun konsumen dapat membeli Batik Arjuna Weda dan Adikusuma dengan harga terjangkau,” katanya.

Diakui oleh Ibu Ida, tren permintaan pakaian bermotif batik meningkat secara signifikan beberapa waktu belakangan ini. Apalagi saat ini banyak instansi pemerintah dan BUMN yang mewajibkan karyawannya menggenakan batik pada hari-hari tertentu. Bahkan kantor-kantor swasta pun mengikuti pola yang sama.

”Ini artinya batik semakin diakui sebagai bagian dari pakaian sehari-hari seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Bukan hanya pakaian yang digunakan untuk acara-acara resmi saja,” terangnya.

Batik Arjuna Weda dan Adikusuma dipasarkan di seluruh Indonesia. Setidaknya ada lebih dari 200 outlet yang telah memajang produk batik buatan PT Weida Sejahtera.

Batik Arjuna Weda dan Adikusuma dapat ditemui di jaringan berbagai department store seperti Matahari, Centro, Metro, Pasaraya, Jogya, Ramayana, Carrefour, Lotus dan Lotte.

”Untuk saat ini kami memang fokus bekerjasama dengan berbagai departement store untuk memudahkan masyarakat mendapatkan produk kami,” ujarnya.

Menurut Ibu Ida, kedua merk batiknya itu memiliki segementasi berbeda. Arjuna weda untuk menengah ke atas, sedangkan Adikusuma untuk menengah ke bawah. ”Kendati demikian, kami berkomitmen menjaga seluruh produk batik berkualitas baik,” tambahnya.

Sementara untuk proses produksinya, selain melakukan pengerjaan garmen dan konveksi sendiri, PT Weida Sejahtera melibatkan banyak pengrajin tradisional dengan menggunakan sistem plasma.

Hal ini diakui Ibu Ida Alaydrus sebagai sistem yang paling pas, sebab tidak akan menghilangkan semangat seni masyarakat namun dalam tahap pengerjaannya segi mutu dan kualitas produk tetap terjaga karena diawasi dengan ketat.

”Kami menyeimbangkan antara ekspresi seni masyarakat dan permintaan pasar modern. Khususnya untuk batik tradisional,” jelasnya.

Bukti batik Wieda Sejahtera berkualitas, menurut Ibu Ida, banyak selebriti di Indonesia yang sudah mengenakan batik produksinya. ”Kalau Anda menonton film Ketika Cinta Bertasbihatau Dalam Mihrab Cinta, batik yang dikenakan para pemain film itu merupakan produk Wieda Sejahtera,” ujarnya.

Pada bagian lain, Ibu Ida mengatakan, permintaan batik akan terus meningkat di masa yang akan datang. Peluang di pasaran lokal masih sangat tinggi. Sementara itu, untuk pasaran internasional, produk batik sudah mulai digemari.

”Saat ini memang kami lebih fokus memenuhi kebutuhan untuk pasaran dalam negeri. Namun kami juga akan mempersiapkan diri untuk go internasional,” katanya.
Selain itu, untuk memudahkan konsumen, Wieda Sejahtera pada tahun depan akan melakukan penjualan secara online dengan membuka toko virtual dengan alamat website:arjunawedabatik.com.

Untuk menjalankan usahanya PT Weida Sejahtera melibatkan lebih dari 1000 pekerja baik dari bagian produksi maupun pemasaran. Secara rutin, perusahaan Ibu Ida juga memberikan pelatihan kepada karyawannya untuk mengembangkan diri dan keterampilan.

”Kami sangat konsen untuk meningkatkan mutu SDM, yang pada akhirnya berimplikasi pada peningkatan mutu produk dan pelayanan kami,” pungkasnya. (rel)

source:
http://www.bengkuluekspress.com/ver3/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=22&artid=25009
SBY: Inovasi Indonesia Tertinggal Jauh
Bila inovasi dan kewirausahaan ditingkatkan, maka ekonomi akan tumbuh lebih cepat.
SENIN, 20 DESEMBER 2010, 13:46 WIB
Hadi Suprapto, Nur Farida Ahniar

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia masih tertinggal jauh di bidang inovasi dan kewirausahaan. Jika hal itu ditingkatkan, maka ekonomi akan tumbuh lebih cepat lagi.

Yudhoyono lalu mencontohkan Korea dan Jepang yang menggabungkan inovasi, teknopreneur, seni, dan teknologi. Hasilnya, produksi kedua negara itu seperti televisi dan alat elektronik tumbuh cepat. "Begitu disatukan, luar biasa sumbangan industri kreatif tersebut," kata dia dalam penganugerahaan penghargaan di bidang industri di Istana Negara, Jakarta, Senin, 20 Desember 2010. "Kita agak tertinggal di bidang inovasi."

Dia mengatakan, untuk mengejar ketertinggalan ini, Indonesia memerlukan investasi besar-besaran. Tahun ini ditargetkan investasi dapat mencapai Rp200 triliun.

Dalam acara tersebut, Presiden memberikan penghargaan di bidang industri, di antaranya penghargaan Upakarti. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berdedikasi dalam pengembangan industri kecil dan menengah. Dalam penghargaan ini terdapat empat kategori yaitu Jasa Pengabdian, Jasa Pelestarian, Jasa Kepeloporan, Industri Kecil dan Menengah (IKM) Modern.

Kategori Jasa Pengabdian, Yudhoyono memberikannya kepada Syarifah dari Kabupaten Lingga-Kepulauan Riau, IN Widiartha dari Kota Kupang-Nusa Tenggara Tumur, I Gusti Kade Djaya dari Kabupaten Tabanan-Bali, Pastor Jacques dari Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dan Sendy Ramania Wurandani dari Kota Bandung-Jawa Barat.

Kategori Jasa Pelestarian diberikan kepada Mateus Ala dari Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Uswatun Chasana dari Kabupaten Tuban-Jawa Timur, M Riva'i Navis dari Kabupaten Sanggau-Kalimantan Barta, Sandiyo dari Kabupaten Rembang-Jawa Tengah.

Sedangkan penghargaan kategori Jasa Kepeloporan diberikan kepada Hardono dari Kota Surakarta-Jawa Tengah, Budi Wibowo dari Kabupaten Purbalinga-Jawa Tengah, Tentrem Sri dari Bengkulu, H Ade Hikmat Nugraha dari Kota Sukabumi-Jawa Barat, dan Habib Saleh Al Mahdali dari Kota Palu-Sulawesi Tengah.

Katergori IKM Modern diberikan kepada PT Sarandi Karya Nugraha dari Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat, PT Mitrasukses Engineering Indonesia dari Kota Pasuruan-Jatim, CV Karya Baru dari Kabputen Lampung Timur-Lampung, PT Mangkupalas Mitra Makmur dari Kota Samarinda-Kalimantan Timur, dan PT Wieda Sejahtera dari Jakarta Timur. (umi)

• VIVAnews

source: